Sebagai seorang pekerja seks, Yulia layak senang dengan membanjirnya fans sepakbola yang datang ke negaranya. Gadis berusia 20 tahun ini berharap akan mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan memasang tarif yang lebih tinggi dari biasanya. Otomatis, pendapatannya pun akan meningkat. Gegap gempita hajatan Piala Eropa di negeri sendiri disambut dengan perasaan campur aduk oleh Yulia. Dia mengaku senang karena bisa mendapatkan rezeki lebih, namun dia juga dilanda kecemasan.
Yulia, yang tak mau menyebutkan nama belakangnya karena takut dituntut, sudah mempersiapkan diri untuk momen langka ini. Dia sudah belajar Bahasa Inggris dasar agar bisa berkomunikasi secara online dengan calon kliennya yang berasal dari berbagai penjuru Benua Biru. Soal penampilan, Yulia berdandan lebih cantik daripada biasanya. Dia mempersiapkan sebuah setelan gaun yang mencolok plus sepatu high-heels. Agar tampak makin berkelas, dia juga mempelajari sesuatu yang dia sebut "tata krama Eropa".
Berapa tarif yang dipasang Yulia selama Piala Eropa? Kalau biasanya dia meminta 600 hryvna (sekitar Rp 695 ribu) per jam, kini dia menaikkannya ke angka 900 hryvna (sekitar Rp 1,04 juta). Jadi wanita panggilan adalah keterpaksaan buat gadis yang berasal dari selatan Ukraina ini. Karena dua orang tuanya miskin dan pengangguran, dia mengadu nasib ke Kiev demi mendapatkan uang. Dan karena tak punya pendidikan dan keterampilan yang memadai, pekerjaan normal pun sulit dia dapatkan. Apa boleh buat, dia pun terpaksa menceburkan diri ke dunia hitam sejak usia 18 tahun.
Yulia menjelaskan, dia melayani 2-3 klien per hari. Lokasi yang dipilih pun bervariasi, bisa di hotel, apartemen, atau bahkan di dalam mobil. Dari pekerjaannya ini, sekarang dia mendapatkan sekitar 10.000 hryvna (sekitar Rp 11,5 juta) per bulan. Bandingkan dengan rata-rata pendapatan warga Ukraina yang cuma 3.000 hryvna (sekitar Rp 3,5 juta) per bulan.
"Secara fisik, moral, dan psikologis, ini sangat berat. Masing-masing klien perlu pendekatan spesial. Anda harus menyenangkan semua orang," ucap Yulia.
Diakui Yulia, pekerjaan yang dilakoninya sekarang sangat berisiko. Dia tahu bisa kapan pun terkena penyakit menular seksual. Oleh karena itu, secara rutin dia memeriksakan diri di pinggiran Kiev dan mengambil kondom gratis.
"Ini tidak mudah, selalu saja ada rasa takut. Setiap gadis khawatir karena dia tak tahu apa yang akan dia lihat, apa yang akan terjadi padanya, apa yang diharapkan. Apapun bisa terjadi," kata Yulia.
Yulia mencontohkan, dia pernah dipanggil seseorang ke sebuah tempat di Kiev. Sempat berpikir cuma harus melayani satu orang, ternyata dia mendapati dua pria di sana yang kemudian memerkosanya.
"Saya tak bisa keluar dari apartemen itu, saya tidak bisa meyakinkan mereka. Jadi, saya cuma menutup mata dan pasrah," kenangnya.
Dari ajang Piala Eropa ini, Yulia berharap bisa menabung untuk melanjutkan kuliah. Rencananya, dia akan mengambil studi di bidang musik demi mewujudkan impiannya menjadi seorang penyanyi. Saat ditanya soal masa depannya, Yulia mengaku tak mau selamanya menjajakan tubuh. Dia bermimpi suatu saat ada salah satu klien yang jatuh cinta kepadanya dan kemudian membawanya keluar dari Ukraina. Menurut dia, ini akan mirip dengan kisah dalam film favoritnya yang dibintangi Julia Roberts, "Pretty Woman".